Tujuan sistem ekonomi ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk mencari keuntungan. Jadi
mempunyai karakter kekeluargaan yang sangat erat. Padahal ciri kekeluargaan ini
biasanya hanya terjadi di antara orang-orang yang sudah saling kenal sejak
lama. Ciri khas dari karakter kekeluargaan yang kuat ini adalah fenomena hutang
dan tagihan. Karena setiap anggota yang berpartisipasi merasa bahwa margin
mereka bias, maka timbullah fenomena hutang dan klaim.
Jarang sekali ada yang
dikhianati atau dijebak demi kepentingan yang lain. Karena bersifat kekeluargaan,
risiko persaingan tidak sehat juga dapat diminimalisir pada berbagai jenis unit
usaha yang ada. Persaingan tidak sehat merupakan suatu kegiatan yang dapat
merugikan banyak pihak. Namun karena aktivitas produksi pada sistem
perekonomian tradisional sangat terbatas, maka persaingan tidak sehat dapat
dihindari.
Ketimpangan ekonomi rendah
karena distribusi pendapatan cukup merata.
Pemerintah hanya berperan
sebagai pengendali dan tidak melakukan monopoli.
Kekurangan sistem ekonomi
tradisional:
Sulit untuk memprediksi
kualitas dan kuantitas produksi, sehingga pada akhirnya akan terjadi
standardisasi karena berbasis pada produk alami.
Efisiensi kerja yang rendah,
karena tidak adanya struktur kerja yang jelas, sehingga seluruh aktivitas yang
dilakukan tidak dipantau dan dievaluasi dengan baik. Tidak hanya itu efisiensi
kerja juga mempunyai dampak yang cukup besar terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat, dimana jika efisiensi rendah berarti tingkat kesejahteraan
masyarakat juga rendah. Justru sebaliknya.
Pertumbuhan ekonomi terjadi
sangat lambat karena berbeda dengan sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi
tradisional berjalan apa adanya, sehingga tidak inovatif dan biasanya
berkembang. Hal ini juga disebabkan oleh pola pikir masyarakat dalam sistem
ekonomi tradisional yang biasanya sulit menerima perubahan..